Sukses Berkat Makanan Berbahan Labu
Berasal
dari kampung yang identik dengan lokalisasi tak membuat Nur Aini dkk mengurung
diri. Mereka berinovasi membuat aneka kue unik nan lezat berbahan labu kuning.
Kini, mereka bertekad merubah image Dupak Bangunsari, dari kampung lokalisasi
menjadi kampung kreasi.
Fikri
Angga Reksa
Wartawan
Radar Surabaya
Nur Aini (40) geregatan setiap
kali mendengar label Dupak Bangunsari sebagai daerah lokalisasi. Ibu dua anak
ini miris sekaligus sedih dengan image buruk yang melekat di kampungnya. Karena
itu, pada tahun 2010 dia mulai mengumpulkan rekan-rekannya untuk merintis usaha
kecil-kecilan bernama UKM Dupak Makmur Bersama. “Awal-awal kami cuma bikin kue
basah biasa. Kalau dapat laba tidak kami ambil dulu tapi kami puter lagi,”
terangnya di kediaman Jl Dupak Bangunsari IV/15,kemarin (9/1).
Sekitar tahun 2011, barulah Nur
Aini yang memiliki anggota berjumlah 10 orang memberanikan diri berinovasi.
Mereka bereksperimen membuat kue brownies berbahan labu kuning. Dia memilih
bahan labu kuning karena selain enak, juga belum ada pengusaha yang membuat
kreasi kue berbahan labu. Tapi, sebelum menemukan resep yang pas seperti
sekarang, Nur Aini mengaku harus menguji resepnya berkali-kali. “Saya
mencobanya sampai banyak sekali. Hasilnya tetap banyak yang bantat. Tapi dari
kegagalan itulah, kami mulai belajar menemukan resep yang pas,” ujanya.
Saat ini sudah banyak kreasi kue
berbahan labu yang telah mereka pasarkan. Selain brownies waluh, mereka
menyediakan cupcake waluh, muffin waluh, fruit pie, kroket mbote, brownies pisang
dan masih banyak olahan dari bahan nonberas. Paling baru, mereka membuat kreasi
kudapan khas Kota Pahlawan yaitu Lapis Surabaya waluh. Walaupun termasuk menu
baru, lapis Surabaya ala UKM Dupak Bangunsari itu merebut juara ke II di ajang Awarding
Lapis Surabaya dalam pergelaran Pahlawan Ekonomi 2013. “Kami sangat
bersyukur bisa menang. Kemenangan itu semakin menujukkan bahwa Dupak Bangunsari
bisa bangkit,” tukasnya.
Memang banyak perubahan yang dialami warga
lewat UKM Dupak Bangunsari. Para anggota yang sebelumnya tidak punya
penghasilan, kini bisa menjadi sandaran hidup rumah tangga. Bahkan, ada yang
bisa memperbaiki rumah dan memperoleh penghidupan lebih layak.
Bukan hanya itu saja, UKM Dupak
Bangunsari juga berkontribusi membina mantan Pekerja Seks Komersial (PSK).
Dengan tangan terbuka, mereka menerima mantan PSK yang selama ini
termarginalkan. Berbagai pelatihan untuk mantan PSK mereka giatkan bersama
komunitas keagamaan sekitar. “2 diantara 10 anggota kami adalah mantan PSK.
Kami selalu mensupport mereka karena memang niatnya baik,” imbuhnya.
Selanjutnya, Nur Aini berangan
bisa membangun outlet untuk UKM-nya yang akan diberi nama Rumah Waluh.
Selama ini, dia mengaku kesulitan untuk mendisplay dan mempromosikan produknya.
Sebagai ketua, dia aktif berkeliling door to door memperkenalkan
produknya. Dia ingin bantuan gerai gratis yang diberikan Wali Kota di mal
seluruh Surabaya sampai ke Bangunsari. “Kami memang jarang tersentuh bantuan
dari Pemkot. Semoga saja tahun ini kami dapat outlet gratis itu,” harapnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar