KAMPUNG TAS di GADUKAN SURABAYA
WARTA METROPOLIS SURABAYA : Di-era modern ini, barang yang memiliki kualitas bagus dengan harga murah adalah buruan utama khususnya bagi kalangan masyarakat terutama di Surabaya.
Seperti halnya tas, pasti setiap orang membutuhkannya. Tak perlu
kebingungan, karena di Surabaya terdapat sebuah kampung yang diberi nama
Kampung Tas. Kampung
yang merupakan salah satu kampung unggulan UKM ( Usaha Kecil Menengah )
Surabaya tersebut terletak di kawasan Jl. Gadukan Baru, Kelurahan
Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya, Jawa Timur. Menurut
salah satu pengrajin di kampung tersebut, Yugi Sugianto “Usaha
pembuatan tas sudah dimulai sejak tahun 1975-an yang awalnya pengrajin
tersebut bekerja pada pengusaha, namun setelah itu orangtuanya
berinisiatif membuka usaha sendiri yang bertahan hingga sekarang
kemudian di teruskannya “ jelasnya. Pada awalnya hanya terdapat sekitar
6-10 orang pengrajin tas. Namun, seiring dengan perkembangan zaman serta
permintaan dari pasar, kini jumlah pengrajin sudah mencapai hingga
sekitar 60 lebih pengrajin. Kampung unggulan tersebut memproduksi
berbagai jenis tas seperti halnya tas wanita (fashion), tas sekolah, tas
laptop dan tas seminar dengan variasi harga mulai dari 25.000,- hingga
50.000,- dengan kapasitas produksi 11.400 lusin / bulan (pada akhir
tahun 2011).
Hasil
produksi tas kampung tersebut bukan hanya dipasarkan di Surabaya
seperti di PGS dan ITC , namun adapula yang dipasarkan hingga ke luar
pulau seperti ke kota Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin dan Makassar.
Dalam Kegiatan pemasaran produk tas yang . Bahan yang digunakan untuk
membuat tas berasal dari sintetis imitasi kulit yang didatangkan
langsung dari Jakarta. Menurut
salah satu pengelola “ kita juga pernah mendapatkan bantuan dari
Desperdagin dalam bentuk mesin jahit, jadi itu juga sangat membatu kami
dalam hal produksi “ jelasnya. “ kampung kami juga pernah mendapatkan
penghargaan Adi Cipta Karya Nugraha “ tambahnya. Dalam upaya
mengenalkan produk ke masyarakat, kelompok UKM dari kampung tersebut
melakukan berbagai cara seperti melalui personal selling dan partisipasi melalui beberapa pameran serta instansi-instansi seperti Disperdagin Surabaya, beberapa outlet di Hi- Tech
Mall, Dharma Wanita Pengadilan Tinggi di Surabaya serta Surabaya Great
Expo. Namun, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh para
pengrajin di kawasan tersebut seperti masalah dalam hal pemasaran karena
kurangnya promosi sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui,
serta persaingan harga dan juga persaingan pedagang yang kurang sehat. “
diharapkan agar pemerintah memberikan perhatian lebih dalam hal
pemasaran produk agar masyarakat lebih mengenal produk kami “
jelasnya./pul-bud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar